Pengorbanan Abu Bakar – Nama lahir Abu Bakar adalah Abdul Ka’bah (hamba Ka’bah), yang kemudian diubah oleh Nabi menjadi Abdullah (hamba Allah). Nabi memberinya gelar yaitu Ash-Shiddiq (yang berkata benar) setelah Abu Bakar membenarkan peristiwa Isra Mi’raj yang diceritakan Nabi kepada para pengikutnya, sehingga ia lebih dikenal dengan nama “Abu Bakar ash-Shiddiq.” Abu Bakar lahir di kota Mekah sekitar tahun 573 Masehi, dari keluarga kaya di kalangan Bani Tamim.
Dalam perjalanan hijrah dari Makkah ke Madinah, Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam dan Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq Radhiyallahu’anhu memutuskan untuk berteduh di sebuah gua bernama Gua Tsur. Di sini mereka bersembunyi selama tiga hari.
Sayyidina Abu Bakar Radhiyallahu’anhu berkata, sebagaimana diriwayatkan oleh Sayyidina Umar ibn Khattab Radhiyallahu’anhu, “Aku bersumpah demi Allah bahwa kamu (Nabi) tidak akan memasuki gua sebelum aku melakukannya, karena jika ada sesuatu di dalamnya, aku akan diserang oleh itu, dan bukan kamu.”
Pengorbanan Abu Bakar. Kemudian dia memasuki gua dan menyapu dan menemukan beberapa lubang di sisinya. Dia merobek sepotong pakaiannya dan menutup lubang dengan itu. Karena masih ada dua lubang yang tersisa, dia memasukkan kakinya ke dalamnya dan menyuruh Rasulullah untuk masuk ke dalam gua. Setelah dia melakukannya Rasulullah Shalallahu’alayhi Wasallam meletakkan kepalanya di pangkuan Sayyidina Abu Bakar Radhiyallahu’anhu dan pergi tidur. Salah satu kaki Sayyidina Abu Bakar Radhiyallahu’anhu dipatuk ular di dalam lubangnya. Namun ia tidak bergerak karena takut mengganggu Rasulullah Shalallahu’alayhi Wasallam dari tidurnya. Dia memasukkan jari kakinya ke dalam lubang ular dan menghisap bekas gigitan beracun dengan mulutnya. Semua itu beliau lakukan karena cinta di dalam hati Abu Bakar kepada Rasulullah Shalallahu’alayhi Wasallam. Ibaratnya, bagi dirinya baginda nabi adalah segalanya. Ibarat seorang kekasih, semua yang dilakukannya adalah untuk kekasih pujaannya itu.
Efek racun ular yang menggigitnya, sempat membuat air mata Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiallahu’anhu bercucuran karena sakitnya. Dan Nabi Shalallu’alaihi Wasallam bertanya kepadanya tentang apa yang mengganggunya. Dia berkata, ” Ya Rasul! Seekor ular terus menerus memasukkan taring beracunnya ke jari kakiku di lubang ini,” jawabnya. Mendengar itu, Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi Wasallam memintanya untuk segera melepaskan jari kakinya dari lubang. Namun lagi-lagi Abu Bakar menjawab, “Ya Rasulullah! Jika saya melakukannya, itu akan mengganggu Anda.” Lalu Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi Wasallam menjawab sembari tersenyum, “Jangan khawatir, ular itu mencintaiku, ia hanya ingin melihatku.” Kemudian, Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiallahu’anhu melepaskan kakinya dan Nabi Muhammad Shalallu’alihi Wasallam mengoleskan air liurnya yang diberkati pada gigitan ular itu. Hal ini segera membuat Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiallhu’anhu merasa lega. Bahaya berlalu dan efek beracun itu dihilangkan atas perintah Allah Ta’ala. Ular itu keluar dari lubang dan memenuhi keinginannya untuk melihat Nabi Shalallu’alaihi Wasallam.
Abu Bakar wafat pada tanggal 23 Agustus 634 di kota Madinah karena sakit yang dideritanya pada usia 61 tahun. Abu Bakar dimakamkan di rumah putrinya Aisyah di dekat Masjid Nabawi, di samping makam Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi Wasallam.
Beri Komentar