Betapa pemurahnya Alloh Subhaanahuu Wata’ala dalam memberi pahala untuk hamba-Nya. Seharusnya umat Islam diliputi kebaikan sepanjang hidupnya ketika dia memperbanyak intraksinya dengan Al-Qur’an. Namun, banyak yang tidak menyadari pahala membaca Al-Qur’an sehingga mereka lebih sibuk mencari dunia untuk mencari harta. Padahal harta sesungguhnya adalah pahala yang kita bawa ke akhirat kelak.
Pahala Menghafal Al-Qur’an: Berlimpah kebaikan – Menenangkan hati juga menjadi efek positif yang diberikan Alloh Subhaanahuu Wata’ala. Hal ini sejalan dengan firman Alloh
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. Banyak di antara kita yang ketika gundah gulana malah mencari ketenangan bukan kepada Alloh Subhaanahuu Wata’ala, tapi sibuk untuk curhat kepada orang lain atau bahkan mendengarkan lagu-lagu yang melalaikan.
Pahala Menghafal Al-Qur’an: Berlimpah kebaikan – Orang yang menghafal senantiasa diliputi kebaikan karena huruf, ayat, dan surah Al-Qur’an telah menyatu dengan tubuhnya – . Dan tubuh yang terdapat Al-Qur’an tak akan disentuh api neraka. Simak hadits berikut ini, dari Uqbah bin Amir ra, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya Al-Qur’an diletakkan dalam kulit, lalu kulit itu dicampakkan ke dalam api, niscaya ia tidak akan terbakar.” (Darami) Sungguh beruntung bukan orang yang menghafal Al-Qur’an. Hal ini bentuk dari kemulian yang diberikan Alloh Subhaanahuu Wata’ala kepada hamba-Nya.
Kelak di akhirat akan memasuki surga dengan berbagai amalannya. Ada yang masuk surga karena puasanya, ada yang masuk surga karena sedekahnya, ada yang masuk surga karena jihadnya, dan berbagai amalan lainnya. Akan tetapi, tingkatan surga akan ditentukan dari hapalan Al-Qur’an yang dimiliki.
Dalam hadis HR. Ahmad, Rasulullah Muhammad Shollollohu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Bacalah (Al-Qur’an), naiklah (pada derajat-derajat surga) dan bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membacanya dengan tartil di dunia. Sesungguhnya kedudukan derajatmu berada pada akhir ayat yang engkau baca.” Jadi tunggu apa lagi, mari menghafal Al-Qur’an bersama.
Jika tidak mampu, suruhlah anakmu yang menghafalkannya. Jika tidak mampu, bersedekahlah untuk penghafal Al-Qur’an mulai dari memfasilitasi, memenuhi kebutuhan makan dan lain sebagainya. Sedekah jariyahmu akan mengalir pada setiap huruf yang dibaca dan amalan ibadah lainnya. –semoga bermanfaat-
Beri Komentar