Info Sekolah
Sunday, 26 Mar 2023

Manfaat puasa Waton: Tinjauan Islam?

Diterbitkan :

tentang

Manfaat puasa Waton: Secara umum manfaat puasa cukup banyak baik untuk fisik maupun fisikis. Manfaat untuk fisik misalnya mengeluarkan racun-racun, menstabilkan pencernaan, melancarkan peredaran darah dan lain-lain. Manfaat fisikis yaitu menenangkan pikiran, meningkatkan kefokusan, dan lain-lain.

Direktur Aswaja Center Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Ma’ruf Khozin, menjelaskan puasa weton. Puasa di hari kelahiran, sejauh ini belum banyak ditemukan dalam kitab-kitab fiqih yang menyatakan sunnah.

“Kalau pun melakukan puasa weton ini tidak boleh diniatkan “nawaitu shauma weton”, sebab dalam syariah kita belum ditemukan ijtihad semacam itu,” ujar dia.

Namun, dia menyatakan puasa di hari kelahiran juga bukan berarti diharamkan, sebab masih bisa dikategorikan puasa sunnah secara umum. Bagaimana niatnya? Niat puasa karena Allah di hari tersebut. Dari Sa’id RA, dia berkata, “Aku pernah mendengar Nabi SAW bersabda:

مَنْ صَامَ يَوْمًا فِى سَبِيْلِ اﷲِ بَاعَدَ اﷲُ تَعَالَى وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِيْنَ خَرِيْفًا

“Barangsiapa berpuasa sehari di jalan Allah, maka Allah SWT menjauhkan dirinya dari neraka selama tujuh puluh tahun.” (Dalam Shahih al- Bukhari (2685) dan Shahih Muslim (1153)

Manfaat puasa Waton: Menurut Kiai Ma’ruf, di antara nikmat Allah SWT kepada kita adalah kita terlahir ke dunia ini pada hari tertentu. Maka sah-sah saja kita mensyukuri di hari tersebut dengan puasa secara Mutlaq (sunnah muthlaqah) seperti dalam hadis-hadis diatas, tidak dengan niat puasa weton. Sebagaimana disampaikan ahli hadits Ibnu Rajab Al-Hanbali berikut:

وَلَكِنِ الْأَيَّامُ الَّتِي يَحْدُثُ فِيْهَا حَوَادِثُ مِنْ نِعَمِ اللهِ عَلَى عِبَادِهِ لَوْ صَامَهَا بَعْضُ النَّاسِ شُكْرًا مِنْ غَيْرِ اتِّخَاذِهَا عِيْدًا كَانَ حَسَنًا اِسْتِدْلَالًا بِصِيَامِ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَاشُوْرَاءَ لَمَّا أَخْبَرَهُ الْيَهُوْدُ بِصِيَامِ مُوْسَى لَهُ شُكْرًا ، وَبِقَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا سُئِلَ عَنْ صِيَامِ يَوْمِ الْاِثْنَيْنِ قَالَ : ” ذَلِكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ وَأُنْزِلَ عَلَيَّ فِيْهِ ”

“… Akan tetapi hari-hari yang ada kejadian dari nikmat Allah kepada hambanya, jika dilakukan puasa oleh sebagian orang sebagai bentuk syukur tanpa menjadikan sebagai perayaan, maka bagus. Selaras dengan dalil ketika Nabi berpuasa di hari Asyura yang dikabarkan oleh Yahudi dengan puasanya Nabi Musa karena bentuk syukur. Dan dengan sabda Nabi saat ditanya tentang puasa hari Senin, maka beliau menjawab: “Itu adalah hari dimana aku dilahirkan dan diberikan wahyu kepadaku” (Ibnu Rajab, Fath Al-Bari 1/88).

 

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Beri Komentar

Pesantren Tahfid Ar-rasyid PTA

Tulisan Lainnya

Oleh : Pesantren Tahfid Ar-rasyid PTA

Keutamaan Membaca Surat Al-Kahfi di Hari Jumat

Oleh : Sumardi Solin

Terlambat Segalanya

Oleh : Pesantren Tahfid Ar-rasyid PTA

Pondok Tahfidz di Pare Kediri: bawa perubahan positif

Oleh : Pesantren Tahfid Ar-rasyid PTA

Keutamaan Shalat Berjamaah : Banyak Pahalanya

Oleh : Sumardi Solin

Memahami Kegagalan