Info Sekolah
Wednesday, 07 Jun 2023

Keutamaan Bulan Dzulhijjah 10 Hari Pertama dan Amalan Istimewa

Diterbitkan :

Alhamdulillah sebentar lagi umat Muslim akan memasuki bulan yang sangat mulia yaitu Dzulhijjah. Bulan Dzulhijjah merupakan bulan ke 12 dalam kalender Hijriah dan termasuk salah satu bulan suci dan dimuliakan. Salah satu keutamaan Bulan Dzulhijjah yaitu banyaknya peristiwa besar dalam Islam yang terjadi di bulan ini.

Umat Muslim bahkan tak dianjurkan berperang saat Dzulhijjah, kecuali sekadar membela diri. Bulan Dzulhijjah sama istimewanya seperti bulan Ramadhan, karena Allah SWT memberikan banyak peluang kepada umat Islam untuk memperbanyak amalan-amalan shalih dengan tujuan dan niat hanya mengharapkan keberkahan dari-Nya.

Rasulullah memberikan informasi tentang hal ini dalam haditsnya. Dari Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda,

“Ada dua bulan yang pahala amalnya tidak akan berkurang. Keduanya dua bulan hari raya: bulan Ramadhan dan bulan Dzulhijjah,”

(HR. Bukhari 1912 dan Muslim 1089)

Pada umat Muslim yang tidak sedang menjalankan ibadah haji dapat meperbanyak amalan yang dianjurkan, amalan apa saja itu? Mari simak penjelasan tentang keutamaan Bulan Dzulhijjah dan amalan istimewanya yang sayang sekali kalau dilewatkan.

Keutamaan Bulan Dzulhijjah

Bulan Dzulhijjah memiliki banyak keutamaan yang harus diketahui oleh umat Islam. Bulan yang identik dengan perayaan Idul Adha ini semestinya dirayakan dengan ibadah-ibadah sunnah untuk kejar keutamaannya. Yuk, kita kulik satu-satu supaya wawasan keislaman kita semua semakin terbuka.

  1. Allah mencintai sepuluh hari pertama di Bulan Dzulhijjah

10 hari pertama bulan Dzulhijjah merupakan momen yang Allah cintai. Keutamaannya tertera dalam Surat Al-Fajr ayat 1 hingga 2.

وَالۡفَجۡرِۙ وَلَيَالٍ عَشۡرٍۙ

Artinya:

Demi Fajar dan malam yang sepuluh

(Al-Fajr : 1-2)

Menurut Tafsir Ibnu Katsir, malam ke sepuluh artinya 10 hari pertama di Bulan Dzulhijjah. Pada 10 hari pertama yang dicintai Allah ini, umat Islam dianjurkan untuk berpuasa, membaca Al-Quran, salat sunnah, hingga bersedekah.

  1. Bulan Haji

Bulan Dzulhijjah dan Haji bagaikan saudara kembar yang tidak dapat dipisah. Pada bulan Dzulhijjah Allah mengundang umat Islam untuk datang ke baitullah dalam rangka melaksanakan haji.

  1. Bulan haram untuk berperang

Kemuliaan yang lain yaitu Allah memuliakan bulan ini dengan haram berperang. Dzulhijjah merupakan salah satu bulan yang diharamkan dari empat bulan lainnya, yaitu Muharam, Rajab, Dzulqadah.

Hal tersebut tertera dalam surat At-Taubah ayat 36:

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.

(At-Taubah:36)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa umat Islam dilarang menganiaya dirinya sendiri, salah satunya dengan berperang. Bulan Dzulhijjah merupakan bulan yang dimuliakan, maka dari itu umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ketakwaan dengan ibadah.

  1. Hari yang afdhal

Tidak sempurna jika tidak menyambut bulan Dzulhijjah dengan semangat karena bulan ini merupakan hari yang afdhal. 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah merupakan hari yang mulia tertera dalam hadist Abdullah bin Qurath Radhiyallaahu ‘anhuma.

Rasulullah bersabda:

Hari yang paling afdhal atau utama (dalam setahun) adalah hari raya qurban (10 Dzuulhijjah).

(HR. Ibnu Hibban)

  1. Memiliki waktu siang yang utama

Bulan Ramadhan dan Dzulhijjah memiliki kesamaan dalam waktu yang utama. Bedanya, Ramadhan memiliki keutamaan pada malam hari, sementara keutamaan Dzulhijjah terletak pada siang hari.

Hal ini berdasarkan hadits berikut:

Seseorang bertanya:”Yang manakah yang lebih afdhal sepuluh terakhir di bulan Ramadhan ataukah sepuluh awal bulan Dzulhijjah ?” Imam Ibnul Qayyim –rahimahullah- berkata “Jika dilihat pada waktu malamnya, maka sepuluh terakhir bulan Ramadhan lebih utama dan jika dilihat waktu siangnya, maka sepuluh awal bulan Dzulhijjah lebih utama.

(Lihat Zaadul Ma’ad 1:57)

Dengan keutamaan yang banyak, maka inilah ibadah untuk mendapatkan pahala dari bulan yang mulia ini, yaitu:

  1. Perbanyak Puasa untuk Meraih Keutamaan Bulan Dzulhijjah

Perbanyak amalan shalih di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah dengan berpuasa. Seperti yang diriwayatkan dalam hadist.

“Tidak ada hari dimana suatu amal shalih lebih dicintai Allah melebihi amal shalih yang dilakukan di sepuluh hari ini (sepuluh hari pertama Dzulhijjah). Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah termasuk lebih utama dari jihad fii sabilillah? Nabi Shalallahu Alaihi Wasalam menjawab “ termasuk lebih utama disbanding jihad fi sabilillah. Kecuali orang yang keluar dengan jiwa dan hartanya (ke medan jihad), dan tidak ada satupun yang kembali (mati dan hartanya diambil musuh).“

(HR. Ahmad, Bukhari dan Turmudzi)

  1. Puasa 9 Hari Pertama dan Puasa Arafah

Abu Qatadah radliallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,

صيام يو م عر فة أ حتسب على الل أن يكفّر السنة لتي قبله ، والسنة لتي ه بعد

Artinya:

“…puasa hari arafah, saya berharap kepada Allah agar menjadikan puasa ini sebagai penebus (dosa, pen.) satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya..”

(HR. Ahmad dan Muslim)

  1. Perbanyak Dzikir, Takbir dan Tahlil untuk Raih Pahala Keutamaan Bulan Dzulhijjah

Para ulama menganjurkan agar umat islam memperbanyak takbir, tahlil dan tahmid pada bulan Dzulhijjah. Takbir juga diucapkan setiap selesai sholat fardhu di masjid, pada hari raya idul Adha sampai hari tasyrik di sore hari (saat sholat Ashar). Selain itu, ketika hendak perjalanan ke lapangan atau masjid untuk sholat ied disunnahkan mengucapkan:

“Allahu akbar, allahu akbar, laa ilaha ilallah, walllahu akbar, allahu akbar wa lillahil hamdu.”

Hadist dari Abdullah bin Umar, bahwa Rasulullah bersabda.

“ Tidak ada amal yang dilakukan di hari yang lebih agung dan lebih dicintai Allah melebihi amal yang dilakukan pada tanggal 1 – 10 dzulhijjah. Oleh karena itu perbanyaklah membaca tahlil, takbir, dan tahmid pada hari itu.”

(HR. Ahmad)

Dalil anjuran memperbanyak zikir di sepuluh awal Dzulhijjah ini adalah,

“Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan…..”

(Surat Al-An’am ayat ayat 28)

  1. Melaksanakan Shalat Idul Adha

Selain rangkaian ibadah diatas pada bulan Dzulhijjah, kita juga akan melaksanakan shalat Ied seperti Idul Fitri. Rasulullah bersabda:

“Dari Anas bin Malik radlhallahu ‘anhu, beliau mengatakan bahwa ketika Nabi tiba di Madinah, masyarakat Madinah memiliki dua hari yang mereka rayakan dengan bermain. Kemudian Nabi bertanya, “Dua hari apakah ini?” Mereka menjawab, “Kami merayakannya dengan bermain di dua hari ini ketika zaman jahiliyah. Kemudian Nabi bersabda, “Sesungguhnya Allah telah memberikan ganti kepada kalian dengan dua hari yang lebih baik: Idul Fitri dan Idul Adha.”

(HR. An-Nasa’i, Abu Daud dan Ahmad)

  1. Mandi Sebelum Idul Adha

Sebelum beribadah menghadap kepada Allah SWT, kita wajib membersihkan diri dan pakaian kita dari debu, kotoran ataupun najis. Hal ini agar ibadah yang dilakukan dalam keadaan suci dan dapat mudah diterima oleh Allah SWT.

Seorang lelaki bertanya kepada Ali radhiallahu’anhu tentang mandi, ia menjawab: ‘Mandilah setiap hari jika engkau mau’. Lelaki tadi berkata: ‘bukan itu, tapi mandi yang benar-benar mandi’. Ali menjawab: ‘Mandi di hari Jum’at, Idul Fitri, Idul Adha dan hari Arafah.

(HR. Al Baihaqi)

  1. Tidak Makan Sebelum Sholat Ied

Dalam hadist riwayat Ibnu Majah menerangkan bahwa,

Nabi biasanya tidak keluar pada hari Idul Fitri hingga makan terlebi dahulu, dan tidak makan pada hari Idul Adha hingga beliau kembali dari shalat.

(HR. Ibnu Majah)

Kemudian Ibnu Qudamah rahimahullah juga berkata,

“Imam Ahmad berkata: “Saat Idul Adha dianjurkan tidak makan hingga kembali dan memakan hasil sembelihan qurban. Karena Nabi makan dari hasil sembelihan qurbannya. Jika seseorang tidak memiliki qurban (tidak berqurban), maka tidak masalah jika ia makan terlebih dahulu sebelum shalat ‘ied.”

(Al Mughni 2: 228)

Dari penjelasan Imam Ahmad yang dinukil dari Ibnu Qudamah di atas bahwa sunnah untuk tidak makan sebelum shalat Idul Adha. Hal ini hanya berlaku untuk orang yang memiliki hewan kurban sehingga ia bisa makan dari hasil sembelihannya nanti. Sedangkan jika tidak memiliki hewan qurban, maka tidak berlaku. Wallahu a’lam.

  1. Menyembelih Hewan Kurban

Tidak asing lagi perayaan hari raya Idul Adha diiringi dengan kurban, karena berkurban merupakan salah satu ibadah dengan memiliki keutamaan yang sangat luar biasa. Adapun untuk jenis hewan yang dikurban harus sesuai syariat, boleh kambing ataupun sapi sesuai kemampuannya.

Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi bersabda,

“Siapa yang memililki kelapangan namun dia tidak berkurban maka jangan mendekat ke masjid kami.”

(HR. Ahmad dan Ibnu Majah.)

Sesungguhnya Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Kausar ayat 2 yang artinya:

“Laksanakanlah salat untuk Rab-mu dan sembelihlah kurban.”

(QS. Al-Kautsar: 2)

Tidak ada amalan yang dikerjakan anak Adam ketika hari (raya) kurban yang lebih dicintai oleh Allah ‘Azza Wa Jalla dari mengalirkan darah, sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya dan bulu-bulunya. Dan sesungguhnya darah tersebut akan sampai kepada Allah ‘Azza Wa Jalla sebelum jatuh ke tanah, maka perbaguslah jiwa kalian dengannya.”

(HR. Ibnu Majah, At-Tirmidzi, Al-Hakim)

 

QURBAN PLUS (Anda Berqurban + Mendapat Keberkahan Keluarga Allah)

mari…..tunaikan qurban 2023 Lebih Berkah, bersama para penghafal Al-qur’an!!😊

 

1️⃣ PAKET QURBAN KAMBING

Mulai dari Rp.2.500.000-Rp.4.000.000 ayah/bunda sudah dapat mengikuti program qurban bersama penghafal Al-qur’an,setiap satu orang.

2️⃣ PAKET QURBAN SAPI

Dan untuk paket hewan qurban berupa sapi ,para Mukhsinin juga bisa mengambil paket ini mulai dari Rp.3.000.000 untuk kolektif 7 orang.

YUK, SIAPKAN HEWAN QURBAN TERBAIK, DAN MARI BERQURBAN BERSAMA PARA PENGHAFAL AL-QUR’AN😊

Barakaallah fiikum🙏😊

INFORMASI & SEDEKAH

  • 📲 +62 813 1113 8294 ㅤㅤ
  • 💳 Bank Syariah Indonesia
  • 451 7177877802 A/N Pesantren Tahfidz Arrasyid
  • 📍 Office Pesantren Tahfidz Arrasyid : https://goo.gl/maps/sAgKQcxvVP92
  • 🖥 Social Media : Arrasyid School
Artikel ini memiliki

0 Komentar

Beri Komentar

penulis
Pesantren Tahfid Ar-rasyid PTA

Tulisan Lainnya

Oleh : Pesantren Tahfid Ar-rasyid PTA

Manfaat Puasa Arafah: Double Pengampunan

Oleh : Pesantren Tahfid Ar-rasyid PTA

Pahala Sholat Subuh: Anda Terkaya

Oleh : Sumardi Solin

Fadilah/keutamaan wudu