Info Sekolah
Wednesday, 07 Jun 2023

Bekam dan Sunnah Rasul Yang Terlupakan

Diterbitkan :

Mungkin kita sering mendengar tokoh kedokteran ahli bekam asal California bernama Dr. Michael Redd Gach dengan bukunya “Potent Poins, A Guide to Self Care for Common Ailments” atau tulisan Thomas W. Anderson (1985) yang berjudul “100 Diseases Treatet By Cupping Method.” Mereka merupakan jenius dalam bidang bekam. Padahal telah kita ketahui bersama bahwa bekam merupakan salah satu praktek yang sering Rasulullah anjurkan.

Lalu kenapa jenius bekam justru lahir dari barat? Hal ini tidak lain dikarenakan kurang perdulinya kaum muslimin akan warisan amalan sunnah yang dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Harus diakui, bahwa kaum muslimin saat ini justru lebih sering menghadapkan wajahnya ke peradaban barat yang mereka anggap sangat agung dan modern, termasuk dalam bidang kedokteran. Praktek bekam yang merupakan sunnah nabi pun mulai diabaikan, namun di sisi lain para ilmuan barat justru lebih banyak mengadopsi dan mempelajari prinsip kedokteran yang telah Rasulullah ajarkan. Sehingga lahirlah dua tokoh ilmuan tadi yang pada prinsip dan cara kerjanya mengadopsi prinsip kerja bekam, hanya saja menggunakan teknik dan teknologi yang lebih canggih.

Padahal jika kita melirik sedikit pada sekitar abad 8-12 M, Islam pernah begitu berjaya di segala bidang, termasuk kedokteran. Di mana saat itu ilmu kedokteran Islam berkembang menguasai daratan Eropa dan melahirkan dokter-dokter jenius muslim seperti Ali Abbas Al-Majusi, Abu Bakar Ar-Rozi, Al-Birruni, Ibnu Sina, Az-Zahrowi, Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah dan yang lain lain.

Bekam adalah nasihat dari penduduk langit yang mulia seperti disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma: “Tidaklah aku berlalu di hadapan sekelompok malaikat pada malam ketika aku di isra’kan, kecuali masing-masing dari mereka pasti mengatakan padaku, “Muhammad, hendaklah kamu berbekam! (shohihul jaami’: 5672, Al-Misykaat 4544).

Sejarah dan pengertian bekam

Bekam sudah dikenal ribuan tahun yang lalu, bahkan sejak zaman Nabi Musa ‘alaihis sallam dan berkembang keseluruh dunia hingga saaat ini. Di Indonesia sendiri, bekam sudah dikenal dengan beberapa nama seperti Canduk, Canthuk, Kop, Cupping, Mambakan, dan lainnya. Bekam merupakan terjemahan dari Hijaamah, yang berasal dari kata Al-Hajmu yang berarti pekerjaan membekam. Al-Hijmu berarti menghisap atau menyedot. Sehingga hijaamah atau bekam diartikan sebagai peristiwa penghisapan darah dengan alat menyerupai tabung, serta mengeluarkannya dari permukaan kulit dengan penyayatan yang kemudian ditampung dalam gelas.

Bekam memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan tubuh, diantaranya:

1.Membersihkan darah dan meningkatkan aktivitas syaraf tulang belakang

  1. Memperbaiki permeabilitas pembuluh darah
  2. Bermanfaat mengatasi keracunan
  3. Dapat mengatasi kemalasan, kelesuan, dan banyak tidur
  4. ketika mengalami pusing, memar-memar dibagian kepala dan wajah, migrain, sakit gigi, bisul, jerawat serta gatal-gatal di kulit juga bisa diatasi dengan berbekam.

Adapun beberapa titik yang Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam lazim berbekam padanya, yaitu:

  1. Akhda’ain (dua urat di samping kiri dan kanan leher)
  2. Katifain (bahu kanan dan kiri)
  3. Tengkuk
  4. Yafukh (titik temu antara tulang tengkorak bagian depan dan bagian belakang)

 

Selain itu, bekam juga memiliki keistimewaan yang besar yakni tidak menimbulkan efek samping. Imam Malik telah meriwayatkan dalam kitabnya yang terkenal, Al-Muwatha’:

“Jika ada obat yang bisa mencapai penyakit, maka bekam bisa mencapainya.”

Inilah rahasia bekam yang jarang kita pelajari. Maka sudah sepatutnya bagi kita sebagai umat Islam untuk melestarikan sunnah Nabi yang terlupakan ini demi kemaslahatan kita sendiri.

 

Oleh: Nadiyatul Mufidah

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Beri Komentar

Hermansyah

Tulisan Lainnya

Oleh : Pesantren Tahfid Ar-rasyid PTA

Manfaat Puasa Senin Kamis : Untuk Dunia & Akhirat

Oleh : Pesantren Tahfid Ar-rasyid PTA

Manfaat Puasa Arafah: Double Pengampunan

Oleh : Pesantren Tahfid Ar-rasyid PTA

Pelatihan Menulis bersama M. Anwar Djaelani