Info Sekolah
Wednesday, 07 Jun 2023

Apa itu Iman?

Diterbitkan :

Iman secara bahasa artiya percaya. Sedangkan menurut istilah; iman adalah meyakini dengan sepenuh hati, diucapkan dengan lisan, dan dibuktikkan dengan perbuatan. Definisi seperti ini tentu sudah tidak asing lagi ditelinga kita, tapi bagaimanakah penerapannya di kehidupan sehari-hari?

Imannya Abu Bakar

Iman adalah sesuatu yang dipraktekkan oleh Abu Bakar ketika Rasulullah menceritakan tentang perjalanan Isra’ Mi’raj nya dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha. Ketika itu, kaum kafir quraisy menganggap Rasul telah melakukan kebohongan. “Mana mungkin! Bohong! Khayal!” jarak 1500 km dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha (3000 km perjalanan bolak-balik) mustahil bisa ditempuh hanya dengan waktu satu malam. Mereka pun melempar tuduhan-tuduhan yang bermacam-macam guna mempropaganda semua orang. Maka ketika propaganda ini disebarkan banyak orangg beriman yang ikut terguncang keimanannya. Karena yang mereka lihat hanya dari mata, yang mereka lihat hanya dengan logika.

Tapi tatkala berita ini disampaikan kepada Abu Bakar, beliau menjawab, “Cuma segitu saja?” Maka orang-orang pun heran apa maksud Abu Bakar. Kemudian Abu Bakar mengajarkan kepada kita semua tentang sebuah prinsip keimanan yang harus senantiasa kita jaga, Beliau pun menjawab, “Jika ini datangnya dari Rasulullah Muhammad, maka aku percaya!”. ketika semua orang mendustakan, ketika semua orang ragu, ketika semua orang goyah, dia tetap tegak berdiri dan mengatakan dengan lantang bahwa dia sepenuhnya percaya dan yakin. Inilah keimanan!

Keimanan Orang Dahulu

Ayyuhal ikhwah, orang-orang terdahulu tidak memiliki kemudahan-kemudahan seperti yang kita miliki saat ini, tapi mereka senantiasa ditolong oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Apa yang tidak kita miliki dari mereka? Mereka tidak hanya melihat dengan mata mereka, tidak hanya dengan logika mereka, tapi mereka juga melihat sesuatu dengan kacamata keimanan mereka. Keyakinan mereka begitu kuat menancap dalam setiap gerak mereka, bukan hanya sekedar terucap di lidah semata. Maka sangat wajar jika Allah pun senantiasa menolong mereka.

keep the faith

 

Inilah yang ditunjukkan oleh para sahabat ketika mendengar sabda Rasulullah bahwa konstantinopel akan ditaklukan. Mereka melihat hal ini melaui kacamata keimnan mereka. Padahal saat itu konstantinopel merupakan benteng kokoh dengan reputasinya yang tak terkalahkan selama ribuan tahun. Tapi dengan penuh keyakinan dan semangat yang tinggi mereka mencoba untuk menjadi bagian dari janji itu. Mencoba membuktikkan janji itu kepada seluruh dunia. Ribuan orang mencoba, tapi ribuan orang pula gagal. Berkali-

kali mereka terus mencoba, bertahun-tahun terus membangun kekuatan , dari satu generasi ke generasi lain mereka terus mencoba dengan keyakinan yang tetap penuh meski telah berkali-kali gagal. Baru setelah 825 Tahun penantian, 825 Tahun tidak pernah berhenti untuk percaya, 825 Tahun terus meyakini bahwa janji rasul adalah sebuah keniscayaan, akhirnya konstantiopel pun bisa ditaklukan oleh pasukan muslimin dibawah pimpinan seorang pemuda berusia 21 Tahun bernama Muhammad Al-Fatih.

Kita bisa bayangkan bagaimana kuatnya keyakinan mereka terhadap Allah dan Rasul-Nya. Maka tidak heran jika mereka memiliki kedudukan yang utama di sisi Allah.

Hal yang sama juga yang membuat orang-orang di Palestin. Mulai dari ibu-ibu sampai dengan anak-anak, mereka rela mengorbankan darah dan nyawanya untuk mempertahankan Masjidil Aqsha dan kehormatan seluruh umat muslim. Atas dasar keimanan dan pengharapan atas surga, mereka melakukan pengorbanan yang seperti itu. Pertanyaannya, keimanan dan pengorbanan seperti apakah yang sudah kita lakukan untuk meraih surga yang sama? Jangan jawab dengan lidah, karena lidah terlalu mudah untuk berkata-kata. Tapi jawablah dengan hati!

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Beri Komentar

penulis
Pesantren Tahfid Ar-rasyid PTA

Tulisan Lainnya

Oleh : Pesantren Tahfid Ar-rasyid PTA

Manfaat Puasa Ramadhan: Menyehatkan

Oleh : Sumardi Solin

Suatu kisah

Oleh : Pesantren Tahfid Ar-rasyid PTA

Manfaat puasa Waton: Tinjauan Islam?

Oleh : Sumardi Solin

Buah Kesombongan

Oleh : Pesantren Tahfid Ar-rasyid PTA

Pondok Tahfidz di Malang: Kota Pendidikan

Oleh : Sumardi Solin

MENGURAI MASALAH TANPA LELAH